
SC Cambuur klub belia ini lahir 59 tahun silam pada Juni 1964. Cambuur juga merupakan salah satu kontestan Eredivisie yang menduduki kursi paling bontot musim ini (2022/2023).
SC Cambuur memainkan laga kandang di Stadion Cambuur berkapasitas 10.500 penonton.
Lambang tim adalah House of Cammingha yang merupakan keluarga besar Frisian. Tercatat klub terakhir kali bermain di Eredivisie di tahun 2000.
SC Cambuur Klub Belia di Kancah Eredivisie: Siapa Rival Paling Sengit?
Berbicara soal rival, SC Cambuur terkenal memiliki rival paling sengit yakni, SC Heerenveen karena keduanya berasal dari wilayah yang sama.
Seperti yang sudah-sudah, banyak rekan senegara yang kemudian berpacu untuk menjadi yang terdepan.
Rival lain yang juga ikut bersaing diantaranya ialah FC Zwolle, FC Groningen, dan Go Ahead Eagles.
Di tahun 1970 dan 1980, Cambuur lebih unggul ketimbang Heerenveen. Satu dekade kemudian di tahun 1990 kekuataan keduanya berimbang.
Namun, tahun 2000-an pasca terjungkal ke zona degradasi, Cambuur kehilangan banyak penggemar bahkan sponsor.
Sehingga menjadikan Heerenveen unggul diatas Cambuur. Tahun 2010 kedua klub memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan sponsor lokal.
Meminang Stefano Lilipaly
Sempat tersiar kabar yang menyebutkan jika Stefano Lilipaly bakal pindah dari FC Telstar menuju Cambuur. Ia akan merumput di divisi pertama Liga Belanda, Eredivisie.
Pemain yang duduk di bangku gelandang timnas Indonesia tersebut dipinang oleh Cambuur dan meneken kontrak selama dua musim.
Bersama SC Cambuur klub belia, Lilipaly akan berlaga di Jupiler League alias divisi kedua. Pemain berusia 27 tahun ini musim lalu juga terjun dalam kompetisi yang sama dengan SC Telstar.
Masih Hijau
SC Cambuur sebetulnya tergolong sebagai klub yang masih belia jika disandingkan dengan klub Benua Biru lainnya atau bahkan Belanda.
Kesebelasan yang ngandang di kota Leeuwarden ini berdiri satu dekade setelah sepak bola Belanda mempunyai kompetisi kelas profesional.
Menariknya, Federasi Sepak Bola Belanda sempat melarang seluruh pemain menerima gaji dan tidak boleh membanderol nilai transfer ketika hijrah dari satu klub menuju klub lainnya.
Sejak mengusung konsep profesional pada 1956, klub-klub Belanda lain ditengarai kian menjamur, salah satunya adalah SC Cambuur Klub Belia.
Sebagai perbandingan, klub tertua di Belanda tersebut didirikan pada tahun 1900.
Meski memiliki sejarah singkat, Cambuur tak pernah kekurangan dukungan. Apalagi jika melawat ke kandang lawan.
Bahkan, pemain yang baru saja meneken kontrak, Lilipaly merasakan sendiri bagaimana loyalnya pendukung Cambuur saat melakoni laga tandang hingga membuat klub lain iri.
Lilipaly menyebut bahwasanya ia sangat menyukai penggemar fanatik Indonesia yang nantinya juga bakal ia temui serupa di tribun Leeuwarden.
Stadion tersebut populer dengan atmosfer penontonnya yang riuh meski hanya berkapasitas 10 ribuan penonton.
Keriuhan pendukung di tribun ini kabarnya pernah memecahkan rekor rating televisi untuk kelas Jupiler League.
Misalnya saja saat Cambuur berlaga melawan Roda JC untuk memperebutkan tiket promosi menuju Eredivisie musim 2009/2010.
Alami Masa Terbaik
Lilipaly disebutkan hijrah diwaktu yang tepat. Karena klub Cambuur tengah berada di tren positif dan menjalani masa terbaiknya di kancah sepak bola Belanda.
Tiga dari empat musim terakhirnya, Cambuur menghabiskan waktu di Eredivisie. Musim 2016/2017 adalah kali pertama Cambuur kembali merumput di Jupiler League usai digulung degradasi.
Klub ini juga memiliki prestasi yang lebih baik daripada klub Lilipaly sebelumnya yakni, Telstar.
Jika Telstar lebih sering bermain di papan tengah, sejak 2008 lalu SC Cambuur klub belia minimal berada di peringkat tujuh saat berada di Jupiler League.