
PSS Sleman klub Super Elja merupakan kesebelasan asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang berdiri pada 20 Mei 1976.
Berjuluk Super Elja Alias Elang Jawa, PSS Sleman ini juga mempunyai julukan lain seperti Laskar Sembada yang merujuk pada awal menetasnya sebagai tim perserikatan kabupaten Sleman.
PSS merumput di Liga 1 Indonesia berbekal home base Stadion Maguwoharjo usai pindah dari Stadion Tridadi tahun 2007.
PSS Sleman klub Super Elja, Move On Usai 17 Tahun Ambyar
Sempat mengalami turbulensi ugal-ugalan 17 tahun silam, PSS kini move on dan berhasil nangkring di pos ke-16 BRI Liga 1 Indonesia.
PSS sendiri mengawali perjalanannya di kompetisi Divisi II PSSI tahun 1979. Kala itu laga PSS sebagian besar hanya bersaingkan klub lokalan sekitar DIY. Seperti, Persikup Kulon Progo, Persig Gunung Kidul serta Persiba Bantul.
Seiring berjalannya waktu, PSS mulai naik kelas Regional dan berjumpa dengan kesebelasan Jawa Tengah. Tetapi, performa PSS dinilai stagnan.
Beberapa kali skuad Elang Jawa ini gagal melaju ke babak selanjutnya dan kesulitan menembus laga kelas nasional.
Melalui perjuangan bertahun-tahun, akhirnya di tahun 1996, PSS sukses menjuarai kompetisi Divisi II wilayah DIY dan dipromosikan menuju Divisi I melalui babak playoff .
PSS resmi tampil perdana di musim 1996/1997 Divisi I. Tiga tahun kemudian, prestasi PSS melonjak saat memperoleh kans promosi ke Divisi utama usai finis di peringkat kedua.
Di tahun 2018, PSS Sleman klub Super Elja berhasil mencatatkan diri sebagai kampiun Liga 2 dan naik kasta tertinggi dunia si kulit bundar Nusantara.
Sejak musim 2019 hingga saat ini, Serdadu Super Elja konsisten merumput di kompetisi Liga 1.
Mundur Dari Kompetisi
Di tahun 2000, PSS akhirnya memanifestasikan mimpinya untuk bergabung dengan tim elite di Divisi utama.
Dalam kurun waktu enam tahun 2000-2006, PSS berhasil mengamankan kursi untuk terus berlaga di divisi utama.
Prestasi tertinggi PSS kala itu ialah menduduki peringkat keempat dua tahun beruntun 2003 dan 2004. Termasuk menjadi semifinalis Piala Indonesia di tahun 2005.
Sayang, setahun kemudian bencana nasional terjadi di kota pelajar tersebut. Gempa bumi besar membuat lebih dari lima ribu orang kehilangan nyawa hingga tempat tinggal.
Kondisi itu menyebabkan PSS Sleman kolaps dan memutuskan untuk menarik diri dari kompetisi Divisi Utama musim 2006. Begitu juga dengan dua rekan sekotanya yaitu, Persiba Bantul dan PSIM Yogyakarta.
Melihat kondisi ini, PSSI turun tangan dan memberikan dispensasi bagi trio skuad Yogyakarta tersebut. Di tahun berikutnya saat kondisi mulai stabil, PSS kembali menapaki laga di Divisi Utama musim 2007.
Dukungan Suporter yang Mendunia
Siapa yang tak kenal dengan BCS alias Brigata Curva Sud, suporter kelas berat kepunyaan PSS Sleman klub Super Elja yang bercokol di tribun selatan stadion Maguwoharjo?
Suporter ultras ala tifosi Italia ini bahkan telah populer di kalangan publik dunia. Di tahun 2017, salah satu media sepak bola Inggris, Copa90 menobatkan BCS sebagai suporter terbaik di kawasan Asia.
Hal tersebut nampak dalam video bertajuk ‘Top 5 Incredible Asian Ultras’, serdadu BCS berhasil bertengger di posisi pertama menggeser suporter dari Jepang, Urawa Boys-Urawa Red Diamond.
Termasuk mengalahkan suporter lain dari Korea Selatan Frente Tricolor-Suwon Bluewings, Malaysia dengan Boys Straits-Johor Darul Takzim serta India dengan Bangal Brigade-East Bengal.
PSS Sleman sendiri memiliki dua basis suporter jumbo yakni, Slemania dan BCS. Slemania telah lama menjadi wadah bagi suporter PSS. Sedangkan BCS baru menetas di tahun 2010.
Namun, berkat aksi-aksi kreatif pasukan BCS ketika mendukung tim PSS Sleman klub Super Elja, pasukan Tribun Selatan tak hanya mampu menggaungkan nama di kancah domestik namun juga internasional.