September 21, 2023

Leicester City kuda hitam Inggris, pernah menjadi raja Premier League pada saat dilatih oleh Claudio Ranieri.

Kala itu, Leicester City mampu mematahkan dominasi klub besar lainnya, seperti Manchester United, Manchester City, dan Chelsea.

Ngolo Kante, Riyad Mahrez, dan Jamie Vardy adalah beberapa dari pemain kunci Leicester City yang bermain gemilang.

Sejarah Klub Leicester City

Leicester City berdiri pada tahun 1884 atas prakarsa murid Sekolah Wygeston. Nama awal klub adalah Leicester Fosse yang kata “Fosse” nya diambil dari jalan raya romawi kuno di Inggris.

Leicester City memiliki markas klub di Filbert Street sejak tahun 1891. Saat ini markas klub tersebut bernama King Power Stadium.

Leicester City kuda hitam  ini mulai bermain di kompetisi Football League atau Liga Sepak Bola Inggris pada tahun 1894. Mereka memulainya dari divisi kedua dan berjuang hingga akhirnya promosi ke divisi pertama pada tahun 1908.

Tidak bertanan lama, pada tahun pertama di divisi pertama Football, klub harus segera terdegradasi kembali ke divisi dua akibat perfoma buruknya. Rekor terburuknya adalah saat mereka kalah 12-0 melawan Nottingham Forest.

Klub imengalami masalah keuangan pada tahun 1919. Namun pada tahun yang sama mereka langsung bereformasi dan membuat era baru.

Pada tahun 1925, klub mampu kembali ke divisi pertama. Mereka juga hampir menjadi juara pada tahun 1929. Skua terpaksa hanya menjadi runner-up dan selisih satu poin dengan Sheffield Wednesday.

Pada era tersebut, Leicester City mempunyai sosok legenda yakni Arthur Chandler yang dikenang sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa dengan 273 gol dari 393 penampilan.

Klub secara resmi menggunakan gambar rubah di bagian tengah logo. Binatang yang banyak di wilayah sekitar markas dan menjadi perburuan orang dari berbagai penjuru.

Meski beberapa kali mengalami pembaharuan, desain logo tidak pernah menghilangkan gambar rubah. Itu sebabnya mereka dikenal dengan sebutan The Foxes.

Pada tahun 1958 saat Matt Gillies memimpin tim sebagai pelatih, Leicester City menjadi tim yang kuat. The Foxes mencapai dua final Piala FA (1961 dan 1963). Tak hanya itu, Leicester City juga mampu menjadi juara pada di Divisi Pertama musim 1963/1964.

Namun era pelatih Matt Gillies hanya berlangsung sampai tahun 1968.  The Foxes kembali lagi terdegradasi ke divisi kedua, satu tahun setelah pengunduran diri Matt Gillies

Leicester City menghabiskan musim-musim di Liga Inggris dengan bolak-balik di antara dua divisi teratas itu. Mereka juga sempat memenangkan dua gelar Piala Liga pada tahun 1997 dan 2000.

Leicester City Kuda Hitam yang Rajai Premier League

Pada era Premier League, Leicester City bukanlah tim besar yang diwaspadai para lawannya. Mereka lebih sering menghabiskan musimnya di Divisi Dua Championship bukan Premier League.

Momen paling bahagia Leicester City terjadi setelah penandatanganan pelatih baru yakni Claudio Ranieri. Pada saat musim 2015/2016, Leicester City berhasil menjadi juara Premier League. Kisah dongeng tersebut terjadi nyata karena Leicester City tak diunggulkan sama sekali.

Leicester City kuda hitam yang semusim sebelumnya (2014/2015) hampir terdegradasi, memulai babak baru dengan pelatih Claudio Ranieri. The Foxes saat itu diisi oleh nama-nama seperti Ngolo Kante, Riyad Mahrez, dan Jamie Vardy yang masih merupakan yunior di rumput hijau..

Leicester City keluar menjadi juara dengan sisa dua laga Liga Inggris yang tersisa. Pada saat itu, pesaing terdekatnya, Tottenham, harus menelan hasil imbang dan dipastikan tidak bisa merebut posisi puncak Premie League 2015/2016.

Sejak saat itu, Leicester mulai diperhitungkan sebagai klub besar Liga inggris. Banyak pemain-pemain kuncinya yang akhirnya diincar klub-klub besar. Ngolo Kante dan Danny Drinkwater merapat ke Chelsea musim berikutnya. Sedangkan Riyad Mahrez menerima pinangan dari Manchester City.

Kini Leicester City kuda hitam Inggris ini sedang terseok-seok di posisi ke-16. The Foxes memiliki poin yang sama dengan klub yang berada di zona degradasi. Sisa dua laga selanjutnya merupakahi penentuan hidup mati klub kuda hitam yang pernah rajai Premier League tersebut.

Leave a Reply