
Leeds United dicintai fans alias penggemar, tidak dapat dipungkiri. Hampir semua klub di Inggris mempunyai mereka yang mengikutinya secara fanatik.
Meskipun bukan klub papan atas, fans siap melakukan apa saja untuk tim kesayangan.
Sebaliknya, lawan yang akan menghadapi mereka di lapangan harus bersiap. Lawan harus fokus dalam pertandingan.
Jika tidak, Leeds siap membuyarkan fokus permainan dan memecah-belah. Hal yang juga mendapat dukungan dari penggemar yang datang. Mereka membantu tim memecah fokus pemain lawan.
Sejarah Leeds United Dicintai Fans
Leeds United FC, sesuai dengan namanya merupakan tim sepak bola yang berbasis di Beeston, Leeds, West Yorkshire.
Secara resmi, klub berdiri pada tahun 1919, setelah sebelumnya The Football League membubarkan klub Leeds City FC.
Leeds City sendiri sudah berdiri tahun 1904.
Herbert Chapman merupakan pemainnya yang terkenal dan bercita-cita untuk kejayaan klub.
Namun, klub dianggap telah melakukan pembayaran illegal selama Perang Dunia I. Itu sebabnya tim dibubarkan dan seluruh pemainnya dijual kepada klub lain.
Stadion tempat tim bermarkas, Elland Road yang mempunyai kapasitas 39.460 kursi. Nama stadion sebelumnya adalah The Old Peacocks Ground sehingga tim dikenal dengan julukan The Peacocks.
Sementara itu, United juga sering digunakan sebagai panggilan skuat secara singkat dan The White sesuai seragam mereka yang putih polos. Logo mereka pun White Rose of The York.
Selama tim terbentuk lebih dari seratus tahun di awal abad 20, sebagian besar mereka berlaga di kompetisi Liga Utama Inggris. Bahkan, mereka pernah menjuarainya beberapa kali.
Laga pertama mereka terjadi pada tahun 1919, beberapa saat setelah klub dibentuk.
Pada masa awal, Ketua Huddersfield Twon, Hilton Crowther memberikan pinjaman sebanyak 35 ribu poundsterling untuk pengembangan klub. Dana tersebut dikembalikan saat tim masuk ke Divisi I, setahun kemudian.
The Peacocks pernah memenangkan banyak kejuaraan dan trofi kompetisi lokal maupun Eropa.
Mereka pernah meraih 3 gelar Liga Inggris saat kejuaraan masih bernama Football League First Division. Leeds United menjadi tim yang memenangkan gelar terakhir kejuaraan pada musim 1991/1992.
Musim berikutnya, kejuaraan berubah nama menjadi Liga Utama Inggris atau Premiere League.
Di kancah Eropa, klub pernah dua kali memenangkan Piala Fairs-Inter-Cities yang sekarang bernama UEFA. Prestasi lainnya adalah pernah menjadi runner-up Piala Winners UEFA pada tahun 1973 dan Liga Champions UEFA pada tahun 1975.
Prestasi Leeds United dicintai fans tidak terlepas dari sejarah panjang pergantian pelatih, manajer, dan kepemilikan. Dalam satu musim, Dewan Klub dapat mengganti manajer beberapa kali jika memberikan hasil tidak memuaskan.
Terakhir, pada 23 Mei 2017, Radrizzani mengambil alih 100 persen saham klub. Dia mendapat kepemilikan penuh.
Di bawah kepemimpinannya yang juga sempat mengalami beberapa kali pergantian pelatih, Leeds United akhirnya kembali liga Utama Inggris, tahun 2020.
Rivalitas Rose Derby
Di antara semua rivalitas dalam laga derby di Liga Inggris, rose derby menjadi salah satu yang panas.
Persaingan antara Manchester United dan Leeds United yang sebenarnya mempunyai wilayah tidak berdekatan.
Uniknya, Rose derby antara Leeds United dicintai fans dan Manchester United bukan berasal dari sepak bola. Keduanya berlatar belakang klub working class football.
Yorkshire terkenal sebagai daerah industri wol sedangkan Manchester adalah wilayah penghasil kapas di Inggris. Persaingan yang telah terjadi jauh sebelum sepak bola dikenal di Inggris.
Pertandingan paling brutal antar keduanya terjadi pada Piala FA tahun 1965. Perkelahian terjadi antara dua pemain, Dennis Law dan Jacks Charlton. Dari sini asal mula dikenalnya sebutan Dirty Leeds.
Kembalinya Leeds United dicintai fans melengkapi persaingan di Liga Utama Inggris, termasuk rose derby yang ditunggu. Semua lawan berusaha fokus dalam menghadapi skuat ini hingga tidak berhasil dipecah kekuatannya.