FC Volendam klub Heen-en-weer merupakan kontestan Eredivisie yang saat ini tengah menduduki posisi ke-14.

Volendam dilabeli Heen-en-weer karena klub sering bolak balik promosi-degradasi antara divisi pertama dan kedua sepakbola Belanda.

Tercatat, mereka telah meraih sepuluh promosi di kasta tertinggi sepak bola Belanda, Eredivisie dan tak pernah memboyong gelar disana.

FC Volendam Klub Heen-en-weer: Sejarah Klub Warisan Johan Cruyff

Awal mula klub didirikan sebagai Victoria di tahun 1920, berganti menjadi RKSV Volendam di tahun 1923.

Kemudian muncul  sebagai klub profesional eksklusif FC Volendam usai berpisah dari tim induknya pada tahun 1923.

Volendam memainkan laga kandangnya di Kras Stadion berkapasitas 6.984 yang telah berdiri sejak 48 tahun silam (1975).

Mereka sempat mencapai dua final Piala KNVB 1957/1958 dan 1994/1995. Sayang, capaian ini hanya menghasilkan kekalahan bagi Volendam.

Siapa sangka klub yang dijuluki de Palingboeren ini merupakan klub legacy dari Johan Cruyff.

Cruyff yang notabene telah meninggalkan sejarah bagi Tiki-Taka di Barcelona serta timnas Belanda ternyata memiliki sebuah klub.

Klub ini terletak di desa nelayan sekitar 18 mil sebelah utara Johan Cruyff Arena. Klub warisan ini oleh pelatih bernama Win Jonk kembali dihidupkan pada April 2019.

Jonk membawa serta staf yang bertanggung jawab untuk menerapkan ide-ide Cruyff pada tubuh FC Volendam Klub Heen-en-weer selama ‘Revolusi Beludru’ di Ajax yang terjadi sedekade lalu.

Jonk cs memiliki gagasan untuk melakukan reformasi struktur serta sistem akademi raksasa Belanda demi menghasilkan pemain-pemain seperti Matthijs de Ligt dan Frenkie de Jong.

Disebutkan pula Jonk dan Jordi Cruyff berbarengan mengelola dan memimpin institut sepak bola internasional Cruyff Football, yang memiliki basis di Amsterdam, berdasarkan Rencana Cruyff dan legacy Johan Cruyff.

Fokus utama mereka tentunya mampu berlaga dengan performa terbaik tanpa meninggalkan budaya bermain yang penuh filosofi.

Klub kecil de Palingboeren pernah dipromosikan ke Eredivisie sembilan kali namun tak pernah merumput di ajang kasta teratas kulit bundar tersebut sejak 2009.

Dengan penampilan yang membosankan dan raihan buruk, sponsor dan penggemar dinilai kehilangan minat dan membuat Volendam berada dalam situasi serius.

Challenge perdana untuk Jonk ialah memboyong kembali para penggemar untuk duduk di Kras Stadium dan mendukung Volendam.

Unggul Tujuh Poin

Tiga tahun menukangi FC Volendam klub Heen-en-weer, mantra sepakbolanya bertahan dan membuat tim berada di jalur promosi.

Mereka tercatat unggul tujuh poin tak terkalahkan dalam 21 laga dan hanya tumbang sekali sepanjang musim

Jasper van Leeuwen yang merupakan Direktur Volendam mengutarakan tugas selanjutnya ialah mengembangkan kebijakan transfer berkelanjutan. Utamanya pada penemuan bakat potensial baik dari dalam ataupun luar klub.

Hubungan yang Menguntungkan Dengan Inter Milan

FC Volendam sempat diuntungkan dari hubungannya dengan Inter Milan.

Dimana Inter Milan terkesan membina bakat muda dan sengaja mengirim pemain ke Volendam dengan status bokingan.

Hal itu nampak pada pernyataan Jonk yang menyebut jika mereka memiliki beberapa talenta yang lebih besar dari Ajax.

Darisini dapat disimpulkan jika teori Cruyff menjadi kenyataan pada kasta kedua Belanda hingga menegaskan keyakinan ketiga.

Yakni, pemandu berbakat telah bekerja dengan baik hingga merealisasikan lingkungan yang tepat. Dimana hal ini akan mendukung pemain muda untuk mencapai potensi mereka.

Harapannya kini ialah Jonk cs mampu menukangi FC Volendam klub Heen-en-weer agar mampu tampil memukau dan mencatatkan gelar prestisius mereka di Liga Belanda divisi satu alias Eredivisie.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *