
Eintracht Frankfurt Football Club yang berdiri 8 Maret 1899 ini merupakan klub racikan sekelompok Yahudi yang pernah mengalami diskriminasi hebat di kota Jerman.
Nama Eintracht Frankfurt sendiri telah menjadi bahan ghibah karena belum lama ini membuat kejutan. Yakni, menumbangkan Real Betis di Leg pertama 16 besar.
Tepatnya pada pertandingan di ajang Liga Europa periode 2021/2022. Klub ini juga berhasil menduduki kursi ke-10 klasemen Bundesliga Jerman musim ini.
Rekam Jejak Eintracht Frankfurt Football Club hingga Kisah Suksesnya di Bundesliga
Dalam perjalanannya sebagai tim, Eintracht Frankfurt tidak memiliki rekam jejak yang mencolok. Bahkan, Die Adler kebanyakan merasakan kesedihan.
Kesedihan ini kabarnya tak jauh dari dampak politik di Jerman. Sebagaimana diketahui, Eintracht Frankfurt yang diracik oleh Yahudi memperoleh diskriminasi ras.
Diskriminasi ini datang dari para penduduk Jerman pada masa kekuasaan Adolf Hitler. Lantas, bagaimanakah kisah perjalanannya di tanah Jerman?
Profil Eintracht Frankfurt
Berdiri di tanggal 8 Maret 1899 klub ini awalnya berasal dari dua klub, Frankfurter Futball-Club Viktoria serta Frankfurter Futball-Club Kickers.
Riwayat menyebutkan jika Die Adler kerap mengalami diskriminasi rasial karena dibentuk oleh kelompok Yahudi.
Saat pendudukan Adolf Hitler sejak 1933, di bawah pimpinan Der Fuhrer menggalakkan propaganda komunitas Nasional.
Pada masa ini, sepak bola menjadi salah satu alat propaganda yang paling potensial. Karenanya, tim-tim yang memiliki afiliasi dengan Yahudi, salah satunya Die Adler yang memperoleh julukan Judenklub.
Karena label Judenklub, Eintracht Frankfurt Football Club mendapatkan diskriminasi besar-besaran meskipun para Yahudi telah pindah menuju Inggris.
Julukan Judenklub yang tersemat menjadikan klub jadi bahan cemoohan dari suporter lawan ketika merumput di laga tandang.
Akibatnya, sang pemilik seperti David Rothschild harus lengser dan pindah dari Jerman.
Padahal, dibawah naungan sang pemilik Die Adler justru menjalani musim yang gemilang dengan meraih enam gelar di kompetisi Jerman.
Anti Semitisme Memudar
Tak hanya David Rothschild, Alfred Myers juga mengalami hal serupa sebagai penerus David. Ia harus turun dari kepemimpinan Eintracht Frankfurt.
Bahkan juga harus hijrah ke negara lain karena latar belakangnya yang seorang Yahudi. Kendati demikian, anti-semitisme memudar usai kekuasaan Adolf Hitler tenggelam di tahun 1945.
Sejak saat itu, Die Adler fokus mengembangkan diri sebagai salah satu klub terbaik di Jerman. Dengan capaian gelar prestisiusnya di kancah domestik ia membuktikan mereka mampu.
Setidaknya ada beberapa koleksi gelar seperti, beragam gelar di liga domestik, Eropa, DFB Pokal, Piala UEFA (Liga Europa) hingga kasta tertinggi Bundesliga.
Sayangnya, chant anti-semitisme terkadang masih digaungkan oleh minoritas pendukung dari sang rival. Dimana mereka masih menganut paham Nazi hingga kini.
Kabar Eintracht Frankfurt Terkini
Kabar terbaru menyebutkan jika CEO Die Adler bakal menciutkan kans Randal Kolo Muani untuk meninggalkan klub.
Axel Hellman selaku CEO Eintracht Frankfurt, telah menciutkan rumor bahwa Randal Kolo Muani bisa hengkang dari klub Jerman selama jendela transfer musim panas ini.
Hellman juga menepis menepis rumor yang menyatakan pemainnya bakal hijrah ke Manchester United hingga PSG.
Pemain berusia 24 tahun ini tampil gemilang bagi Eintracht Frankfurt Football Club selama periode 2022/2023.
Muani merumput dalam 42 kesempatan di semua laga dengan raihan 21 gol serta membukukan 15 assist.
Untuk ajang Bundesliga, Muani mengantongi 13 gol dan 12 assist selama 29 penampilannya.
Ia juga menorehkan prestasi dengan mencetak dua angka dalam tujuh laga di Liga Champions sebelum akhirnya terpinggirkan.