
Bournemouth klub lama Inggris yang telah berdiri lebih dari 130 tahun.
Tidak seperti banyak klub lain yang pernah merasakan masuk Premiere League meskipun hanya satu kali dan beberapa di antaranya juara, Bournemouth tidak.
Sempat timbul tenggelam, klub akhirnya promosi ke Divisi Utama setelah menjadi runner-up Divisi Chamionship pada tahun 2015.
Seperti diketahui, tim yang menjadi juara dan runner-up otomatis naik ke level divisi di atasnya. Sementara peringkat ketiga dan keempat harus bertanding memperebutkan satu tiket tersisa.
Sejarah Bournemouth Klub Lama Inggris yang Hampir Terlupakan
Pendirian Bournemouth sebagai klub sepak bola Inggris pada abad ke-19 serupa dengan banyak skuat lain.
Pada tahun 1890, Boscombe St Institute FC didirikan. Olahraga sepak bola menjadi cara pemain kriket untuk tetap menjaga kebugaran di musim dingin.
Tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, sepuluh tahun kemudian, 1899 klub dibubarkan. Setelah itu, anggota gereja mendirikan klub sejenis dengan nama AFC Bornemouth. Nama dipilih berdasarkan nama tempat di mana klub berada.
Sampai saat ini, klub masih bermain dan bermarkas di Lapangan Dean Court di Kings Park, Boscombe, Bournemouth, Dorset.
Meski baru masuk EPL tahun 2015, Bournemouth bukan tanpa prestasi. Hanya saja mereka memang banyak mengikuti kompetisi di level bawah sehingga namanya tidak terlalu dikenal.
Kejuaraan dan trofi yang pernah mereka bawa pulang, yaitu Divisi Kedua dan Ketiga Liga Inggris (2002/2003 dan 1986/1987). Bahkan, skuat juga pernah menjuarai Divisi Keempat sebanyak dua kali.
Bournemouth berada di Selatan, Inggris. Oleh karena itu, mereka berkompetisi dan pernah meraih juara Liga Selatan Inggris (1945/1946), Piala Liga Inggris, dan Piala Sepak Bola Disisi Ketiga Selatan (1983/1984).
Meski masyarakat Bournemouth termasuk tenang, mereka menyambut keberhasilan tim masuk ke Liga Utama Inggris.
Apalagi enam tahun sebelumnya, 2009 AFC Bournemouth nyaris mengalami kebangkrutan.
Masalah keuangan tim teratasi setelah kedatangan pengusaha asal Rusia, Maxim Demin. Dia berinvetasi cukup banyak hingga Bournemoth klub lama mencapai puncak Divisi Championship.
Sebagai hadiah keberhasilan pelatih Eddie Howe dan anak asuh ke EPL, Demin menambahkan investasi yang konon mencapai 120 juta poundsterling.
Selama lima tahun, Eddie Howe berhasil membawa tim bertahan di Divisi Utama dan menghindari zona degradasi. Namun, hal tersebut tidak dapat dihindari pada musim 2019/2020.
Tim hanya finish di tempat ke-18 di akhir musim sehingga harus kembali berjuang di Divisi Championship.
Musim 2022/2023, Bournemouth kembali ke Divisi Utama.
Sementara mereka berada di peringkat tengah, di bawah tim asal ibu kota Inggris, Chelsea. Pengamat sepak bola memperkirakan mereka masih dapat bertahan di EPL untuk musim depan.
Bournemouth dan Southampton
Liga Selatan Inggris ada karena banyak klub yang berada di wilayah tersebut.
Bournemouth, Southampton, dan Portsmouth merupakan tetangga dekat. Sepak bola menjadi bagian dari mereka.
Namun, Bournemouth dapat disebut tertinggal dibandingkan Southampton.
Southampton memang bukan merupakan klub papan atas. Namun, mereka berada lama di EPL dan pernah mencicipi gelar juara.
Itu sebabnya nama Bournemouth klub lama kurang dikenal atau nyaris terlupakan.
Akan tetapi, sesuai dengan suasana kotanya yang tenang, masyarakatnya juga damai di segala bidang.
Bukan berarti penduduknya tidak menyukai sepak bola sebagai olahraga paling populer di dunia. Hal ini lebih dikarenakan permainan bola besar di lapangan rumput merupakan cabang olahraga yang penuh semangat untuk menang. Sesuatu yang dinilai tidak terlihat dari masyarakat Bournemouth.
Yang pasti, Eddie Howe dipecat sebagai pelatih setelah mereka terdegradasi. Scott Parker menjadi pelatih Bournemouth klub lama kini. Dia membawa tim kembali ke EPL dan kini bersaing di papan tengah.