Bayer Leverkusen Klub Pekerja sebenarnya memiliki nama lengkap Bayer 04 Leverkusen. Klub ini berdiri di tahun 1904 oleh karyawan perusahaan farmasi Jerman,  Bayer AG.

Leverkusen sendiri bermarkas di kota setempat dan nama klub diambil dari nama perusahaan farmasi tersebut.

Leverkusen awalnya tergabung dalam satu nama yang populer dengan sebutan TSV Bayer 04 Leverkusen. Sebuah klub yang anggota juga berpartisipasi di olahraga lain.

Bayer Leverkusen Klub Pekerja: Serba-serbi dan Pemain Bintang

Di tahun 1999, departemen sepak bola dipisahkan dari klub olahraga. Menjadikannya entitas terpisah secara legal yang kemudian disebut Bayer 04 Leverkusen Fußball GmbH.

Bayer dipromosikan ke Bundesliga pertama kali di tahun 1979 dan terus berada di divisi teratas sejak saat itu. Kostum utama klub ialah kaos hitam bergaris merah-hitam.

Kostum ini juga dipakai sebagai warna markas mereka. Diketahui, Leverkusen telah 5 kali menjadi runner-up di Bundesliga tanpa sekalipun memboyong gelar jawara.

Klub ini hanya memenangkan satu DFB-Pokal dan satu UEFA Cup. Mereka sempat menjadi runner-up di Liga Champions periode 2001/2002.

Tahun tersebut mereka tumbang ketika berduel dengan Real Madrid di babak final. Sebagai informasi rival senegaranya ialah FC Koln.

Menciptakan Citra Bersih

Berbeda dengan klub kebanyakan di Jerman, Bayer Leverkusen klub pekerja mempunyai hubungan erat dengan kelas pekerja yang berusaha keras memiliki citra bersih dan ramah family.

Ironisnya, Bayer 04 merupakan klub Bundesliga pertama yang penggemarnya mengidentifikasi diri mereka sebagai Ultra dan kota Leverkusen adalah salah satu kota industri tua di negara tersebut.

Kendati mereka adalah klub yang sehat secara finansial, nyatanya banyak fans klub tradisional mem-bully Leverkusen dengan sebutan ‘klub plastik’.

Sebutan ini berarti klub yang tanpa tradisi atau tak punya basis pendukung yang berkomitmen. Dimana mereka hanya eksis sebagai besutan sponsor perusahaan farmasi mereka yang konglomerat.

Klub dan pendukung Leverkusen mulai menekankan industri mereka dengan bangga dan menyebut diri sebagai ‘Werkself’ alias tim Pabrik.

Sebetulnya asal-usul klub ini tidaklah aneh. Klub tetangga seperti Carl Zeiss Jena, PSV hingga Sochaux juga memiliki sejarah serupa. Dimana klub dibentuk oleh perusahaan.

Berbeda lagi dengan sejumlah tim Red Bull yang dibentuk dengan alasan komersial.

Sementara, Bayer Leverkusen klub pekerja dibentuk dengan gagasan untuk mempromosikan kondisi kehidupan pegawai pabrik abad 20-an.

UEFA memberikan lampu hijaunya bagi Leverkusen untuk memakai merk Bayer di kompetisi klub benua biru serta melarang Red Bull.

Xabi Alonso Masih Jadi yang Terkuat

Nama Xabi Alonso nampaknya masih menjadi pemain termoncer di barisan skuad Leverkusen. Tercatat dalam 13 laga beruntun, klub ini melaju tanpa kalah berkat dirinya.

Raihan ini merupakan yang pertama sejak September hingga Desember 2017. Mereka mulai memanas saat menumbangkan AS Monaco dari Play-off Liga Europa, 24 Februari lalu.

Sejak saat itu, ada 10 gelar dan 3 hasil laga imbang yang diboyong Leverkusen. Diantaranya ialah 7 kemenangan berturut-turut.

Terbaru, mereka membuat RB Leipzig kehilangan muka di pekan ke-29 Bundesliga. Setelah sebelumnya menumbangkan Union St. Gilloise di leg kedua perempat final Liga Europa.

Boleh dikatakan jika Xabi-lah yang mengantarkan Leverkusen menuju semifinal Liga Europa yang merupakan raihan bersejarah setelah selama dua dekade mereka absen di empat besar.

Di babak semifinal, Xabi akan menghadapi sang guru, Jose Mourinho yang juga sukses memboyong AS Roma tampil di babak empat besar Liga Europa.

Di kelas Bundesliga, Bayer Leverkusen klub pekerja dan Xabi masih akan merumput di lima pertandingan kontra, FC Koln, Union Berlin, Bochum, VfB Stuttgart serta Borussia Mönchengladbach.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *