Auxerre klub tua Prancis karena sudah berdiri lebih dari 100 tahun lalu.

Jadi tidak mengherankan, kiprahnya di kompetisi lokal Prancis dan Eropa sudah cukup banyak. Masa merangkak naik, keemasan, hingga menurun kembali sudah terlewati.

Kini posisinya di klasemen 2022/2023 Ligue 1 Prancis adalah peringkat 16. Mereka harus bekerja keras agar tidak masuk dalam zona degradasi dan turun ke kompetisi kasta bawah di musim selanjutnya.

Sejarah Auxerre Klub Tua dari Kota Kecil Prancis

Nama asli klub yang lengkap adalah Association de la Jeunesse Auxerroise. Pelafalan yang cukup panjang membuat banyak orang menyebutnya dengan singkat AJA atau Auxerre saja.

Klub sendiri berdiri pada  tahun 1905 di sebuah kota kecil Prancis, komune Auxerredi, Burgundy yang dipimpin oleh Kepala Biara Ernest Abbe Deschamps.

Kota yang penduduknya sampai saat ini tidak lebih dari 40 ribu jiwa.

Meskipun demikian, skuat mempunyai markas yang cukup layak, Stade de Abbe-Deschamps. Stadion yang mampu menampung penonton sampai 17.924 orang.

Penduduknya yang sedikit membuat laga kandang menjadikan kota sepi. Hampir seluruh penduduknya pergi untuk datang ke stadion mendukung tim.

Namun, hal tersebut tidak sia-sia.

Saat ini klub bukanlah tim papan atas, akan tetapi mereka pernah menjalani masa keemasan.

Debut pertama pada tahun 1905, Auxerre berhasil mencapai final Kejuaraan Prancis.

Setelah tahun itu, tidak banyak yang mencatatkan perjalanan skuat.

Hanya diketahui, stade baru ada dan dibeli oleh Pastor setelah beberapa tahun berdiri.

Nama AJ Auxerre baru dikenal kembali periode tahun 1980-an. Saat itu tim masuk ke Ligue 1.

Debut di divisi pertama Prancis, mereka langsung kalah dari  Bastia, 24 Juli 1980.

Beberapa bulan kemudian mereka mendatangkan Andirzej Szarmach dari Polandia dan membuat banyak perubahan.

Musim pertama di Ligue 1, Auxerre klub tua dari kota kecil berhasil mengalahkan Paris Saint Germain (PSG) yang sedang naik daun dengan skor 3-2. Bahkan, skuat berhasil mengalahkan Nantes yang tidak terkalahkan dalam pertandingan kandang selama lima tahun dan 92 laga dengan skor 1-0.

Musim 1980/1981 Auxerre berhasil finish di peringkat 11. Sementara musim kedua peringkat mereka naik menjadi delapan.

Auxerre Juara Ligue 1

Musim kelima, 1983/1984 prestasi Auxerre klub tua dari kota kecil Prancis melonjak drastis.

Kali ini mereka berhasil finish di tempat ketiga dan dapat berkompetisi di kancah Eropa. Salah satu pemainnya, Patrice Garande berhasil menjadi top skor dengan 21 gol.

Garande bermain di timnas Prancis dan berhasil ikut membantu negaranya meraih medali emas olimpiade musim panas.

Pemain lain, Joel Bats dan Jean- Marc Ferreri membawa timnas menjadi juara UEFA Euro 1984.

Tetap bertahan di papan atas Ligue 1, Auxerre masih kalah di setiap laga perdana kompetisi Eropa.

Meskipun demikian, penampilannya di pertandingan lokal tetap stabil.

Pada musim 1995/1996, mereka berhasil memenangkan Ligue 1 untuk pertama kalinya. Bahkan, Cooupe de France mereka bawa pulang pula.

Sayangnya, Auxerre akhirnya harus terpuruk ke Ligue 2 setelah 32 tahun di divisi teratas, musim 2011/2012.  Mereka pun tampil mengecewakan di Ligue dengan finish di tempat kedelapan.

Tiga tahun berikutnya, mereka mengakhiri musim di tempat kesembilan dan menjadi runner up Coupe de France, 2014/2015.

Akhirnya, lebih dari 10 tahun menghuni Ligue 2, tim berhasil finish di tempat kedua. Auxerre klub tua dari kota Prancis berhasil promosi kembali ke Ligue 1 melalui babak play off.  Skuat harus terus berjuang agar bertahan di kompetisi tertinggi dan paling bergengsi.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *